Selasa, 31 Mei 2011

Perasan Ini

Entah apa yang harus aku lakukan,aku tidak tau harus bagaimana dan berkata apa,perasaan ini benar benar mengusikku,meski aku tidak tau apakah ada kebenarannya atau hanya ilusiku semata, jujur aku ingin marah,ingin teriak,dan ingin menghantam mukanya juga tubuhnya dengan dahan kayu yang kuat dan besar,tapi aku tidak berani bahkan ragu. Aku benar benar emosi  kemarahan ini selalu hadir dalam mimpi yang membuatkan selalu tersentak bangun dimalam hari tanpa bisa tidur lagi.

Aku merasaka saat ini engkau jauh dariku, padahal engkau adalah belahan jiwaku,kau bukan hanya sekedar kekasihku tetapi ayah dari anak anakku,sementara  aku merasa engkau seperti orang lain bagiku yang hanya memberikan rasa simpati tanpa empati.

Hanya tuhan yang tau seperti apa dirimu dan perasaan mu kepadaku,aku merasa bukan orang yang dipilih meski sudah terpilih, terlebih kata kata itu keluar dari mulut mu, yang mengatakan kalau engkau masih tidak percaya bisa menikahi diriku....

Letih rasanya diri ini bila harus selalu berfikir buruk tentang dirimu.., tetapi rasa ragu selalu datang manakalah engkau marah,memaki dan tidak pernah peduli dengan perasaan dan keadaanku.  Jujur aku benci bila engkau asik sendiri dengan hari harimu,dengan belanjamu, dan segala tingkah lakumu yang mencoba berusaha jauh dan menghindar dari kedekatanku.

"Mengapa....??? apa engkau malu dengan ku, atau kau baru menyadari bahwa aku tidak pantas untuk dirimu.".kalimat ini yang selalu aku lontarkan manakalah aku merasa tersinggung dengan tingkahmu, tapi itulah kamu " hai Suamiku" kau tidak pernah peduli dan menganggap aku adalah orang yang penuh emosi...

Engkau memang  orang yang pintar besandirwara,ketika kemarahanku memuncak, dan  murka melihat tingkahmu yang mengacuhkanku , engkau berubah baik kepadaku terus berjanji tidak melakukan hal itu lagi, tapi itulah dirimu,perubahan mu hanya hitungan detik,selanjutka kembali ke engkau yang semuala.

Sebenarnya aku benci engkau tidak sama seperti teman teman ku yang selalu khawatir dengan istrinya,ketika kehujanan,ketika pulang sendirian,ketika berpergian,ketika...ketikaaa, dan masih banyak ketika ketika lainnya....,sementara engkau malah sebaliknya,jangankan khawatir diminta untuk kawatir saja rasanya engkau enggan.

Entahla harus bagaimana ku atur "Perasaan Ini" ketika aku tau semakin hari semakin jelas hati mu bukan untukku..Tuhan apa yang harus aku lakukan,dia yang aku doakan,dan aku minta keselamatan,ternyata penuh dengan kebohongan dan kepura-puraan. Tuhan...Akan indahka hari esokku,akan bahagiakah rumah tanggaku,aaaahhhhhhh aku bingung, "Perasaan Ini" memang selalu mengusik hari hariku..

Sudahlah .....apa mungkin harus ku sudahi..., tapi bagai mana bidadari bidadariku...atau harus terus ku jalani meski sakit hati ini....Tuhan aku bingung...bantu aku mengolah hati dan hidupku,bantu aku meracik rumah tanggaku,bantu aku membumbui cintaku,bantu aku Tuhan.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar