Senin, 04 April 2011

Celoteh Dalam Angkot Yang Terpotong

Setiap pukul delapan pagi,2 tahun yang lalu aku sudah harus berada di dalam angkot,karena bila lewat dari pukul delapan berarti aku sudah tidak mendapatkan uang makan,akibat terlambat. Seperti biasa kalau pagi penumpang angkot hampir sembilan puluh persen perempuan,terkadang mereka semua sama seperti ku tidak saling kenal dengan penumpang di sebelah,tetapi kalau ada yang tidak sengaja bertemu apalagi teman lama bisa dibayangkan sepanjang perjalanan telingaku tanpa bisa aku cegah mendengar celotehan mereka mulai dari "hai apa kabar " hingga "eh eh tau ngak,si anu ternyata begitu". Agak bising sih,tapi kalau ceritanya menarik terkadang aku serius juga mendengarnya.

Dari sekian ratus celoteh dalam angkot yang setiap hari aku dengar, paling menarik adalah percakapan dua orang WTS yang baru pulang dari rutinitas malamnya,mereka berdua bisa dikatakan cantik, tinggi kulit putih dengan rambut terurai dan berwarna. Dari percakapan yang aku dengar diantara mereka ada yang sudah memiliki suami dan satu anak lelaki berumur dua tahun. Sebut saja Ani yang memiliki anak dan Meri teman seprofesi yang baru berusia 22 tahun.  Ternyata si Meri semalam mendapatkan tamu tajir Om Baram namanya, Om Baram  merupakan langganan tetap Ani, tetapi karena malam itu Ani mendapatkan tamu duluan direkomendasikan ke Meri yang memang merupakan sahabat baik Ani.

Meri ternyata baru pertama kali melayani Om Baram,dari cerita yang ku tangkap lagi, ternyata Meri sangat senang Om Baram,selain tajir ternyata paras Om Baram yang setengah baya itu bisa dikategorikan lelaki metroseksual   tampan dengan nilai delapan.

Meri bilang ke Ani kalau tanpa dibayarpun ia mau melayani Om Baram bahkan siap jadi istri ke tiga atau ke empat, maklum Om Baram  tanpa sengaja atau mungkin karena dari pertemuan awal sudah disukai Meri,ternyata bisa memuaskan secara emosional (itu kata Meri yang aku dengar ).
Kalau ngak salah seperti ini percakapan mereka :

Meri  : Mbak Ani makasih ya udah nemuin aku dengan Om Baram,yaa ampuuuuuuun mbak tu om om kok tajir amat ya,emang dia kerjanya apa,sumpah mbak tu orang cakep amat jadi suka akika.
Ani   : Kalau yang ia cerita ke aku katanya sih selain punya showroom mobil ia juga punya kebun karet puluhan hektar di daerah sumsel. Kamu semalem ke hotel mana? terus dia minta apa,soalnya dia punya kebiasaan kalo sama aku,aku disuruh enggak buka baju kalau ML ama dia.
Meri  : Wah wah sama mbak sama aku,semalam  aku juga disurunya begitu,pas aku mau buka si Om bilang"udah jangan dibuka nyantai aja,kamu lebih seksi kok pakek baju item ini ",aku bingung mbak jarang jarang tamu ku yang seperti ini,biasanya kalo udah di kamar main pelorot aja.
Ani   : iya emang si om begitu Mer,enaknya lagi si om kasi uangnya banyak yah..kalo aku walau cuma satu ronde dikasinya 750,banyak kan,pokonya lumayan buat tambahan beli susu.
Meri  : kalo aku dikasi satu jeti katanya ini untuk perkenalan.
Ani   : wah banyak tuh
Meri : iya mbak,ya biasa kita paling kenceng satu orang seratus ampe dua ratus lima puluh,eh ini bedeblek langsung satu jeti em, entar besok aku traktir yah.
Ani  : si Om kalo sama aku suka lama keluarnya,kadang capek,tapi karna uangnya kenceng jadi enjoy ngeladeninya,tapi ada yang aku benci si Om suka nenen aku geli Mer
Meri : kok geli Mbak bukanya udah biasa nenenin si adek.
Ani  : Iya ,tapi si adekkan kecil
Meri : Lah bapaknya khan udah gede sama kayak Om Baram
Ani  : ya tapi itukan lain suami kita,jujur Mer aku selain aom Baram semua tamu ku dilarang nenen,kalo pegang pegang sih boleh.
Meri : Oh gitu ya mbak aku baru tau,kalo aku semalam ya gitu,semua permintaanya aku turutin,abis aku suka,tubuhnya harum ,putihh pokoknya semriwing deh mbak,lain sam yang lain.
Ani : Meski aku ini begini tapi jujur aku masih belum bisa terima kalo digituin (nenen) bawannya aneh aja,terus suka kebayang sama anak,ngak tau ya,aku belum bisa sevulgar itu meski aku WTS em.
Meri : oh gitu ya mbak

Belum selesai mendengar percakapan menarik mereka selanjutnya eh kantorku tempat mencari rupiah udah nyampe,yah mau tidak mau telingaku hanya mendengar celoteh yang terpotong.  Meski udah nyampe di kantor dan meletakkan tas kerjaku di atas meja aku masih memikirkan dua cerita wanita malam tadi,ternyata meski dikatakan wanita jalang ternyata mereka masih memiliki nurani,masih punya rasa malu dan tidak mau,bahkan masih sempat memikirkan anak mereka,cuma yang jadi pikiran itu suami kemana kok membiarkan istri nya dipakai orang lain,atau memang istri mereka adalah aset berharga untuk uang rokok.

1 komentar:

  1. hmmm... saya penasaran dengan kelanjutan dari cerita ini mbak :D

    BalasHapus